Sabtu, 28 April 2012

KEYAKINAN HATI

matahari benar-benar tepat di atas kepala Sinta,tapi tidak membuatnya patah semangat. acara yang di adakan ibukota setiap tahunya bagi seluruh pelajar SMA ini yang membuat Sinta bersemangat karena dia dapat mewakili sekolahnya. acara berjalan dengan lancar hinga selesai. acara selesai ketika berjalan pulang dia berpapasan dengan cowok mereka bertatapan tepat di manik mata,sesaat semua hening dan kemudian Sinta meminta maaf, cowok itu hanya tersenyum tipis.
malam hari sinta tak dapat memejamkan matanya,dia masih membayangkan cowok tadi. putih,tinggi,ganteng,keren. Sinta berusaha melupakan kejadian itu.

***
"sinta" teriak Dira dari koridor utama, "apa?" balas Sinta. "tau gak tadi gue ketemu kakak kelas dan parahnya tu kakak kelas yang kita bicarakan setiap hari"
"gak tau hehehe,siapa,kelas duabelas?"
"huu,iyaa"
"siapa sih?"
"lo begonya gak tanggung-tanggung sih"
"hehehe,ooh beneran?"sinta baru sadar
"iya" mereka berjalan menuju kelas karena jam tujuh kurang lima.
istirahat  pertama, mereka terpaksa gak pergi kekantin. seluruh anak sekelas terutama cewek menceritakan apa yang dilihatnya sama yang diceritakan Dira tadi.kakak kelas.
Dani merelakan waktu makanya dan membeli sekantong gorengan di kantin dan membawanya kekelas.
mereka cerita panjang lebar tentang cowok itu kecuali sinta. dia masih membayangkan kejadian kemarin walaupun juga berharap ketemu kakak kelas yag mereka bicarakan.
pulang sekolah setiap kelas mengeluarkan isinya di koridor utama tanpa sengaja sinta menabrak seorang cowok, dia bingung banyak yang teriak histeris.berusaha berdiri dan langsung meminta maaf tapi sia-sia usahanya kakinya yang sakit karena tergelincir tambah parah dan susah digerakan membuatnya hampir terjatuh,dia tersentak kaget karena badanya di tompang seseorang dilihatnya di manik mata dan mengingat ingat wajah itu.

"maaf,aku minta maaf" sinta berusaha melepaskan tangan yang melingkar di pinggangnya
"kenapa? gak usah sok kuat deh,ntar jatuh tambah parah lagi"sambil senyum tipis
"tapi? oh ya kayaknya kita pernah bertemu ya?" sambil mengingat-ingat "yang diacara kemarinkan?,iya gak sih?"
"oo ya,menurut mu?" dilihatnya cewek itu dibantunya berdiri
"maaf, kelas berapa? kok baru lihat?"
"lo gak tau aku kelas berapa ato lo ga tau aku siapa?" 
"mau jawaban jujur ato bohong" 
"jujur" sambil berusaha menahan tawanya
"iya aku gak tau kamu siapa, memang kamu siapa?"
"tanya teman mu" sambil berjalan pergi menuju parkir motor.
sinta menatap dengan bingung.
 ***
berjalan dari koridor menuju kelasnya dengan wajah menunduk dan malu,setelah mendengar penjelasannya dari Dira dan teman lainya dan berusaha tidak bertemu kakak kelasnya.Rio.
tiga tangga pertama Sinta terkejut dan berusaha menunduk karena menutupi muka pucatnya.
"kenapa menunduk? takut?" Rio bertanya sambil tersenyum
"maaf gak sopan yang kemarin kak?"
"hah iya gak papa" semua yang menonton peristiwa itu tak percaya seorang pentolan sekolah yang identik dengan kecuekannya kepada cewek berbuat manis kepada sinta.
"pergi sana", "tunggu siapa nama lo"
"hah. eh sinta kak, makasih".
perkenalan,pembicaraan yang membuat siswa cewek dari kelas sepuluh sampai duabelas merasa iri dengan kelakuan mereka dan membuat siswa cowok tak percaya akan tingkah sang pentolan sekolah itu.
mereka semakin akrab walau sering juga mereka berantem hingga berminggu-minggu dan yang mengejutkan,Rio sempat jealous saat Sinta jalan berdua bersama cowok teman kelasnya itu padahal tugas kelompok yang di berikan guru.
***
suatu saat mereka bertengkar dan Rio yang menyebabkan pertengkaran itu,dia jalan dengan cewek lain dan memberi kesaksian palsu pada Sinta. sebenarnya mereka belum pacaran tapi karena kedekatan mereka banyak yang berfikir mereka pacaran kecuali dira dan teman dekat Rio.
mereka berusaha mendekatkan rio dan sinta kembali tapi itu sia-sia.
terbenamnya matahari membuat langit berwarna jingga dilihatnya moment pergantian matahari dan bulan di atas bukit, melamun dalam kesedihan yang tanpa disadari membuat setetes yang lama dia tahan mengalir deras, sedih yang dirasakannya. tanpa disadari di balik pepohonan seseorang yang memperhatikan dengan rasa bersalah jatuh ketanah dengan muka pucat lebih pucat dari Sinta.Rio.
berusaha mendekat dan ingin rasanya memeluk menghapuskan air matanya. 
mereka bertemu bertatapan di manik mata mereka. berusaha menghindar tapi sulit bagi mereka melakukannya ,tanpa sadar Rio memelukan Sinta, diam semua diam dalam kesedihan.
"maaf selama ini aku berbohong, tapi setelah aku mengenalmu,aku tau apa yang dimaksud cinta"kata Rio dengan suara berat dan berusaha menahan tetesan keluar dari matanya.
"aku, yang harusnya meminta maaf,selama ini aku percaya sama kakak, aku percaya kakak orang yang baik"
sebenarnya mereka ingin mengatakan sesuatu yang jujur tapi itu dipendam dan berusaha tidak memikirkanya. tapi itu salah takdir membawa mempersatukan mereka.
"emm, aku ingin mengatakan sesuatu" kata Rio.
"apa?"
berfikir dan berusaha menghilangkan suara berat, " aku... sayang sama kamu,berusaha untuk menyukai mu ,menyayangimu,mencintaimu dan aku ingin kamu menjadi kekasihku"
"jujur kak, aku juga sayang dan sangat ingin menjadi pacar kakak","aku mau jadi pacar kakak".
akhirnya mereka kembali dan mengulang dari awal. kebersamaan, perlindungan.dan kasih sayang yang mereka berikan tulus.

0 komentar:

Posting Komentar